Majelis ke 35

Beliau berkata: Betapa celaka orang yang sombong, ketahuilah penghambaanmu itu tidak membenam dalam bumi tetapi naik ke langit. Firman Allah : “Kepada-Nya naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang baik itu dimuliakan oleh Tuhan.” (Qs. XXXV:10).

Allah berkuasa atas Arasy dan Dia pemeliharan kekuasaan itu, ilmu-Nya mengakar ke segala penjuru yang baru. Dalam Al-Qur’an terdapat tujuh macam ayat yang menjelaskan hal ini, tetapi kesemuanya itu tidak memungkinkan daku untuk menjelaskan karena ketololanmu.

Kamu mempertakuti aku dengan pandanganmu, tapi aku tidak gentar, kamu hendak memperjinak aku dengan hartamu; aku tidak pernah akan butuh; bahkan aku semakin takut Allah. Aku mengharap Dia bukan yang lain, aku menyembah di hadapan-Nya bukan di hadapan yang lain, rizkiku ada di sisi-Nya. Setiap hamba membutuhkan Dia, tetapi ia tidak mungkin menundukkan-Nya. Tersebut bahwa, ia (Abdul Qadir al Jailani) melalui usahanya telah mengIslamkan orang lebih dari 500 (baca :limaratus) dan mentaubatkan 20.000 (baca : dua puluh ribu) orang. Ia berkata : “Yang demikian ini karena berkah Nabi-ku Muhammad saw. semata .

“(Dia) Maha Tahu perkara yang tersembunyi dan tidak diterangkan-Nya rahasia-Nya itu kepada siapa jua pun selain kepada utusan yang disukai-Nya.” (Qs.LXXII : 26, 27).

Al Ghaib (sesuatu yang tidak kasat mata) berada di sisi-Nya, maka perdekatlah Dia sampai kamu melihat dan mengetahui apa yang ada di sisi-Nya. Untuk itu, tinggalkan keluarga, harta, desa, isteri, anak dan keluarga mereka dari lubuk hati, tinggalkan semua perkara itu dan ber-sirri-lah di pintu-Nya,. Jika kamu sampai di pintu-Nya, maka tidak akan tersibukkan oleh syahwat atau harta benda, kalaupun kamu dihadapkan senampan santapan, tidak melahapnya, jika kamu di tempatkan dalam sebuah kamar, tidak menempatinya; jika kamu dikawinkan lagi, tidak mau; dus, kamu tidak menerima sesuatu pun dari semua itu, sampai kamu menjumpai-Nya seperti pertemuan antara kulit dengan bajumu, baju dengan air, seperti debu dengan perjalanan orang, beserta keteracakan rambutnya. Inilah arti : “Tawalli” dengan cipta.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 34

Beliau berkata: Orang-orang yang bersibuk diri menghabiskan waktu dan memberi hak permulaannya untuk ciptaan berarti waktunya tersita dan terberi untuk mereka, waktu mereka tersisa oleh Fadl dari Allah dan rakhmat-Nya, dan terberi untuk orang-orang fakir miskin yang terjepit mereka. Mereka melabrak dewan-dewan orang beragama yang lemah atas keputusannya. Mereka adalah para pemimpin atau penguasa negara, ya, tidak penguasa dunia karena menyita dan tidak memberi.

Pada umumnya orang itu meninggalkan bekas sesuatu yang tampak dan mentauti yang tidak tampak. Mereka mentransfer punya Allah bukan punya ciptaan, organ tubuh mereka bekerja untuk ciptaan dan hati bekerja untuk diri sendiri. Mereka menafkahkan sesuatu untuk Allah bukan untuk hawa nafsu. Tujuan jiwanya bukan untuk puja atau puji. Tinggalkan raa berbesar diri di hadapan Allah atau tehadap sesama, karena perbuatan itu termasuk di antara sifat orang sombong adalah mereka orang-orang yang mukanya akan diasah oelh Allah dengan api jahanam. Termasuk juga dalam jajaran orang yang sombong adalah jika kamu marah kepada-Nya. Sama halnya bila kamu mendengar ssuara adzan, tapi kamu tidak menjawab; yakni bersegera melaksanakan shalat, sungguh berarti kamu telah berlaku sombong kepada Allah. Dan bila seseorang berbuat dhalim atas sesamanya berarti ia bersombong di hadapan-Nya.

Bertaubatlah, murnian taubatmu sebelum terbinasakan melalui pengelmahan ciptaan-Nya, seperti pembinasaan atas Namrudz dan raja-raja lalim lain. Untuk apa, jika kamu sombong kepada-Nya niscaya akan dihinakan setelah dimuliakan, melarat setelah kaya, disiksa setelah melalui nikmat, bahkan diperbudak setelah kehidupan ini!. Jadilah orang takwa. Syirik itu bisa terjadi karena dua sebab; lahir dan batin; Syirik lahir seperti menyembah patung atau sejenisnya, dan syirik batin seperti takut pada sesama dan yakin mereka memiliki dlar dan naf’.

Di antara manusia juga terdapat orang yang menguasai harta dunia, tetapi ia tidak mencintainya, ia memiliki tetapi tidak dikuasai, harta menyukai tapi ia tidak mencintai, dunia melayani tapi ia tidak melayaninya, ia bisa menyirnakan dunia tapi ia tidak bisa dihancurkannya. Teramat bagus hatinya kepada Allah, dunia tidak pernah mampu mencelakakannya, ia rela mengeluarkan dunia tetapi dunia tak mampu mengeluarkan dirinya. Karena itu Nabi saw. bersabda :

“Yang paling nikmat untuk harta yang baik itu bila dikuasai orang baik.”

“Tidak ada kebaikan dalam dunia (harta) kecuali bagi orang yang disebut demikian dan demikian.”

Ketika itu Nabi sambil berisyarah memisahkan dua tangannya dalam keadaan yang riang gembira.

Tinggalkan dunia yang kau kuasai untuk kebaikan dirimu bersama Allah. Keluarkan ia dari hatimu niscaya tidak membahayakan, nikmat dan keindahannya tidak akan mampu menipumu, karena dalam waktu singkat ini seluruhnya akan lenyap menjauh darimu.

Anak-anak muridku pandanganmu tidak memuaskan aku, karena kamu sesat. Barangsiapa merasa puas atas pandangan sendiri berarti ia sesat, hina dan tergelincir, apabila kau merasa puas atas pandangan sendiri hram hidayah dan keterpelihara bagimu, kaerna kamu tidak mencarinya dan tidak menetralisir kausalitanya.

Kamu berkata : “Aku orang yang sudah kenyang mencucup ilmu Ulama.” Dan kamu mengaku berilmu, tapi mana amalmu? Pengakuan ini tidak berarti, pengakuan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Orang yang mengaku berilmu hanya menjadi jelas kebersihan pengakuannya bila disertai amal, ikhlas, sabar ketika dicoba, tidak bergeming, tidak gelisah atau mengadu kepada sesama ciptaan. Kamu buta mengapa mengaku melihat, kamu sulit menerima kefahaman (idiot) mengapa berkata mampu memahami. Bertaubatlah dari pengakuan palsu itu -- kepada Allah bukan yang lain. Palingkan rasamu dari keberadaan ini, carilah sang Pencipta keberadaan ini, kamu bukanlah orang yang mampu memporakpondakan, mempermegah, merusak atau menguasainya; bahkan kamu harus memelihara sikap kekuasaan jiwamu sampai peroleh ketenteraman dan mengenal Tuhan. Carilah kedamaian dunia akhirat, kamu harus memelihara takwa, tajrid, tafrid dari selain Dia, kamu harus menjaga kekosongan jiwa salamanya! Jangan kau tetapkan dirimu dalam sesuatu kecuali yang menjurus pada kata perintah dan larangan, kaena jika kamu lakukan berarti dirimu tetap di sana. Wahai kaum lelaki, wahai kaum wanita, amat beruntung di antaramu yang memasang butir-butir mutiara ikhlas dalam jiwa, ya, termasuk butir-butir takwa, mutiara sabar dan syukur. Aku lihat kamu orang-orang yang jatuh!.


AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 33.

Ahad pagi tanggal 15 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Pondok,

Beliau berkata: Barangsiapa mengetahui orang yang dicintai Allah berarti telah mengetahui orang yang mengenal Allah melalui hatinya yang masuk dalam sirrinya. Tuhan kita Azza wa Jalla adalah Dzat yang wujud yang bisa dilihat. Ini sebagaimana ditandaskan oleh Nabi saw. :

“Kamu semua akan bisa melihat Tuhanmu secara jelas seperti kamu melihat matahari dan bulan yang tidak menyakitkan penglihatanmu.”

Hari ini kamu bisa melahat-Nya melalui mata hati dan besok dengan mata kepala : “Tiada penyerupa bagi-Nya sesuatu pun dan dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Orang yang dicintai Allah tentu rela atas ketentuan-Nya, bukan kepada yang lain, mereka mohon pertolongan dari-Nya dan mempersempit selain Dia, baginya kepahitan menjadi orang fakir sebagai kemanisan, tanpa mengurangi arti rela kepada-Nya, dan merasa nikmat jika bersama-Nya. Letak kaya ada di fikiran, nikmat mereka jika sedang sakit, kejinakan berada dalam ketakutannya. Alangkah beruntung wahai orang penyabar, wahai orang rela, wahai orang yang memadamkan nafsu dan hawanya.

Wahai manusia, sertai Dia dan relakan perbuatan-Nya, janganalah merasa pintar atau merasa lebih berakal terhadap orang-orang yang berakal daripadamu. Fiman Allah :

“Dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Qs.II:232).

Berhentilah di hadapan-Nya, berpijak pada kejatuhan akal dan ilmu, tentu kamu akan memperoleh ilmu-Nya.

Dengarlah dan amalkan sesungguhnya aku pemintal perhubunganmu, aku pemintal tali perhubunganmu penuh lembut, sedang pemula keputusannya bukan dari daku; mereka; karena kepentingan mereka sendiri. Daku tidak mengenal sedih, aku laksana burung di mana saja!.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 32

Jum’at pagi tanggal 11 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah, di pondok,

Beliau berkata: Laksanakanlah perintah Allah, rintangilah perbuatan terlarang; bersabarlah dalam menerima ujian dengan memperbanyak amalan sunnah, maka kamu sungguh disebut orang sadar yang beramal untuk mencari taufiq Allah; rendahkan dirimu di hadapan-Nya hingga lengket debu; rintangi maksiat dari jalur lahir dan membencinya melalui jalur batin; genggamlah taufiqnya; benci dan maksiat jauhkan dari-Nya; bersabarlah atas ketentuan-Nya. Datanglah di hdapanku dengan akal sehat yang menetapkan jiwa serta niat azimah; jauhkan kebimbangan dariku dan baik prasangka denganku, tentu kamu memperoleh kegunaan atas ucapanku; fahamilah artinya!..

Wahai orang yang bimbang terhadapku, setiiap apa yang diriku ada di dalamnya akan membuat kejelasanmu di hari-hari mendatang; jangan kamu perumpil daku dalam hatimudengan penahanan dan pengalahan. Beban dunia di atas kepaalku dan beban akhirat di dalam hatiku dan beban Allah atas sirriku siapa yang menemaniku. Siapa yang dijadikan baik akan menghadap daku sedang di kepalanya terlintas suara memuji Allah, tiada seorang pun butuh pertolongan selain dari-Nya; jadilah kamu orang berakal, beradab baik di hadapan Ulama, karena mereka pemelihara keutuhan dunia; jika tidak, mana mungkin terpelihara riya’mu, munafiqmu dan syirikmu. Wahai orang munafiq, wahai musuh Allah, wahai musuh Rasul, wahai pengisi neraka, camkanlah!.

Wahai Allah limpahkan taubat untuk daku dan mereka; wahai Allah bangunkan daku dan mereka, rakhmatkanlah aku dan mereka, hampakan hati kami dan organ tubuh kami untuk-Mu, jika terpaksa organ tubuh untuk keperluan keluarga, tentang urusan dunia dan jiwa untuk akhirat, maka hati dan sirr kupersembahkan untuk-Mu semata, amin...

Celaka, kamu telah memperkuat jiwa dengan rasa takut dan mengharap ciptaan, lenyapkan penguat ini dari mereka dan tegakkan dirimu untuk menjadi pelayan Tuhan; jadikanlah ketenangan di hadapan-Nya melalui zuhud, memutus hubungan syahwat, wanita dan bebagai sesuatu yang ada didalamnya, berati ia datang kepadanya tanpa sepengetahuanmu atau taanpa masa pencarian, yang demikian kamu telah berzuhud di hadapan-Nya, maka kamu diberi penglihatan dengan mata yang mulia dan memperoleh bagian tanpa terputus. Tetapi selagi kamu masih merasa penat terhadap apa yang ada di sekelilingmu, tetap kamu tidak akan kedatangan sesutu dari yang tidak diduga.

Ada Ulama berkata : “Selagi di hadapanmu terdapat sesuatu, tentu sesuatu yang ghaib tidak akan datang kepadamu.”

Wahai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kepenatan causalita dan yang membuat kegilaan, hawa, tabiat dan keburukan meliputi segala kondisi dan sikap.

Wahai Tuhan kami, berilah kemi kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat dan lepaskanlah kami dari siksa neraka.
 Pembuatan Website

Majelis ke 31.

Pengajian pada Tanggal 12 Jumadil akhir tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al Namurah,

Beliau berkata: Marah, jika dilandasi karena Allah itu masih terpuji, tapi jika terdorong oleh yang lain, berarti suatu cela; orang beriman jika bersih itu karena Allah semata, jadi bukan karena diri sendiri; juga bersih dalam berkemauan untuk menolong Agamanya, bukan untuk menolong diri sendiri; ia akan mudah geram jika hukum-hukum Allah terberangus, seperti kegeraman singa kala menerkam buruannya; berkait pasti Allah murka karena kemarahannya itu, dan Dia akan ridlo karena ridlonya; janganlah kau lahirkan kejengkelanmu kepada Allah, kendati konpensasinya untuk dirimu sendiri; karena perbuatan itu bis membentuk sikap munafik, paling tidak serupa dengan sifat itu; karena Allah punya persifatan lain dari yang lain (bukan seperti persifatan manusia) yang bisa berubah atau surut.

Bila kau sedang menekuni sesuatu perbuatan, singkirkan nafsu, hawa, setan darinya, dan kamu jangan berniat berbuat sesuatu kecuali karena Allah serta untuk mengikuti perintah-perintah-Nya; janganlah kau lakukan sesuatu perbuatan kecuali ada perintah resmi yang bersumber dari Allah; baik dengan perantara syara’ atau melalui ilmu-Nya – yang masuk di hati bersama penetapan syara’.

Berzuhudlah untuk dirimu juga terhadap ciptaan lain termasuk dunia yang mengitari ini; cintailah berjinak-jinak bersama Allah; atau jangan bergeser dari apap pun setelah kejernihan jiwamu kecuali bersama Allah; usahakan bersama orang-orang shalih, tentu kau bisa beradab sambil mentranfsfer peradaban mereka dan berpandang dengan pandangan mereka; dalam ikatan besar kau meliaht Dia baru melihat dengan-Nya; perbuatan-Nya dalam penciptaan amat suci seperti dirimu tak diperkenankan masuk di kerajaan-Nya, karena membawa benda najis; lahirmu tidak bisa masuk dalam kekuasaan Maharaja, yaitu Allah, bersama benda-benda najis yang tersimpan dalam batinmu; kau laksana himmah yang dipenuhi kotoran minyak. Aman amal bisa kau dapat sampai terenung dalam jiwa yang bersih, dan pada gilirannya memasukkan dirimu dalam kerajaan-Nya.

Dalam hatimu hanya terdapat kelancangan; rasa takut pada sesama; berlembut bersama mereka, cinta dunia dan apa pun yang ada di sana termasuk pengotor hati; tiada kata bagimu kendati sampai hati mati dan menghantar dirimu pada pintu kebenaran hidup di mana kiblatmu terhadap sesama makhluk tidak diperdulikan; adapun selagi keberadaanmu untuk mereka, sedang kamu mengetahui mereka, maka tanganmu tidak memanjang kepada mereka, sehingga mereka menerimamu; tiada kata hingga keberadaanmu tersibuk oleh mereka dan pada orang-orang yang menerimamu, juga yang mentaati, mencegah memuji dan mencela mereka; jika taubat sudah bersih, iman pun bersih; menurut ahlus sunnah menambahkan bahwa : “Iman itu bertambah dan berkurang; bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat. Nah, demikian hak kewajiban manusia yang harus diperhatikan. Adapun orang-orang khusus (al-Khawash), maka ima mereka terus bertambah karena lenyapnya ciptaan dari hati mereka, dan berkurang oleh pemasukan ciptaan dari hati mereka, dan berkurang oleh pemasukan ciptaan dalam hatinya. Bertambah karena ketenteraman mereka bersama Allah dan berkurang karena ketenangan mereka bersama selain Dia; mereka bertwakkal kepada Tuhan dan bertaqwa; kepada-Nya mereka menyeru; dari-Nya mereka takut; kepada-Nya mereka kembali bertauhid dan bergantung; maka mereka tidak syirik; tauhid mereka terletak dalam hati dan perhubungan mereka antar sesama terletak pada lahirinya saja; jika mereka disakiti tidak membalas. Firman Allah :

“Dan apabila orang-orang bodoh menghadapkan perkataan kepadanya, dijawabnya : Selamat!”. (Qs. XXV:63).

Peliharalah As-Sumtu (sifat memperbanyak diam) dan hilm (sabar) dari orang-orang yang menyakiti; jika mereka membaut dosa besar, yaitu bermaksiat kepada Allah, baru kau tidak boleh berpangku dagu atau diam, karena hal itu jelas haram; kala itu melepaskan bicara termasuk ibadah sedang peninggalannya terbilang maksiat; Apabila kau mampu menegakkan al-Ma’ruf nahi munkar, itu merupakan pintu yang baik yang telah dibuka di hadapanmu; maka segera masukilah!.

Adalah Isa a.s.; bila makan itu makan tumbuh-tumbuhan yang ada di padang, sedang minumnya dari belik (sumber air), duduknya di ngarai-ngarai atau bekas reruntuhan, jika tidur berbantal hasta, orang beriman alangkah baikhya bila mengikuti ini, kendati ia punya harta tapi hanya terpakaikan untuk lahiri saja dan menetapkan jiwa serta hati bersama Allah; pijakan pertama tetap tidak berubah; karena zuhud bila telah menetap dalam hati ia tidak akan tergeser oleh pendatang “dunia”; orang beriman kalaupun mencintai dunia atau isinya, keinginan atau kelezatannya tidak menjadi percikan yang merepotkan diri, baik siang atau malam; tidak menyembah Allah atau berzikir kepada-Nya, tidak mentaati-Nya kalau jiwanya masih menyimpan aib dalam penglihatan Allah; maka ia bertaubat dan menyesali segala perbuatannya, itu sesuatu yang terikat darinya meliputi hari-hari yang sunyi; pandanganya mencela dunia melalui jalur Kitab, sunnah dan guru-guru yang alim; lalu sikap zuhud datang di sana; manakala ia melihat sesuatu aib, maka ia melihat pula aib yang lain; kemudian ia sadari bahwa hal itu hanya kebinasaan saja, usianya memanajng sampai dekat, nikmatnya lenyap, kebaikannya tergeser, perangainya jahat, tenaganya pembantai, bicaranya berbisa – ia berdiri tiada tempat kembali untuknya, juga permulaan dan masanya; di sana seperti bangunan di atas air, dengan demikian ketetapan dalam hati pun tidak bisa dijadikan pedoman, dan baginya tidak punya kediaman tetap. Kemudain ia menekan derajat yang rendah dan memperkokoh tempatnya, maka ia mengenal Allah -- karena itu jangan harap akhirat sebagai ketetapan hati; sebaliknya ambillah kedekatan dengan Tuhan di dunia dan akhirat; untuk sirr dan hati dibangunkan kediaman di sana. Ketika itu imarah (keramaian) dunia tidak membawa madlarat baginya kendati seribu rumah di bangun untuknya; karena ia dibangun untuk yang lain bukan untuk Dia; di sana karena ia mengikuti perintah-perintah Allah, menerima ketentuan dan keputusan-Nya; ia berdiri siaga melayani ciptaan atau menyambung tali kebaikan dengan mereka, mengkait bederang dengan gulita, baik perihal makanan atau roti; ia tidak makan biji-bijian itu sebagai makanan yang diperbantahkan; di sana tidak mendapat persekutuan selainnya, maka ia menjadi makanan yang disantapnya dan berpuasa di samping makanan selainnya; orang zuhud yang berpuasa dan orang arif yang berpuasa selain yang diketahui, berarti mereka pelapar selain dari penghasilan yang halal; mereka berpenyakit karena ciptaan, obatnya adalah kedekatan; orang zuhud berpuasa di siang ghari dan orang arif berpuasa di siang dan malam hari; ia berpuasa tidak mengenal buka sampai Asma Tuhan tetap di hati; orang arif berpuasa setahun penuh; selama itu ia puasa dengan hatinya dan terpelihara sirriny; sungguh ia amat sadar bahwa obat mujarab baginya adalah berjumpa Tuhan dan dekat dengan-Nya. Anak-anak muridku, jika ingin bahagia, keluarkan ciptaan dari hatimu; jangan takut atau mengharap mereka; jangan berjinak-jinak atau diam bersama mereka; bergegaslah lari menjauh darinya bencilah mereka seakan-akan bongkahan bangkai; jika kamu bersih dalam hal ini tentu ketenteraman pun bersih di saat mengenang Allah dan gelisah ketika mengenang yang lain.


AdzSEO Jasa SEO