Al-hikam 174-176 “Maqom Ma’rifat, Fana’ Dan Cinta”

Al-Hikam Pasal 174-176
“Maqom Ma’rifat, Fana’ Dan Cinta”


مَنْ عَرَفَ الحَقَّ شَهِدهُ فِىْ كُلِّ شَىءٍ
174. “Barang siapa yang benar-benar mengenal Alloh (berada dimaqom Ma’rifatulloh), pasti dapat melihatNya pada tiap segala sesuatu.” 


وَمَنْ فَنِيَ بِهِ غَابَ عَنْ كُلِّ شىءٍ

175. “ Barang siapa yang fana’ sebab melihat Alloh (berada dimaqom Fana’), pasti ia lupa (ghoib) dari segala sesuatu.”
Syarah
Jadi orang yang sudah berada di maqom fana’, mereka sudah tidak melihat apa yang ada di alam ini kecuali hanya Alloh, dan orang tersebut sudah lupa pada dirinya, tidak merasakan apa yang ada pada dirinya, mereka sudah tidak melihat sifat wujud dan nyata pada apa yang dilihat. Berbeda dengan orang yang berada dimaqom ma’rifat, mereka melihat makhluk dan juga melihat Alloh yang menciptakan makhluk, mereka dengan jelas melihat Alloh pada setiap perkara yang wujud(makhluk), jadi para arif itu masih merasa dirinya ada, dan masih melihat adanya makhluk.


وَمَنْ اَحَبَّهُ لَمْ يُوءْ ثِـرعَلَيهِ شَيـءـاً

176.  “ Dan barang siapa yang cinta pada Alloh (berada di maqom Mahabbah), tidak akan mengutamakan sesuatu (dari kesenangan dirinya dan lainnya) mengalahkan Alloh.”
Syarah
Jadi siapa saja yang mengaku cinta pada Alloh, tetapi masih memilih selain Alloh, dan mementingkan kepentingannya dan kepentingan selain Alloh,dan mengalahkan kepentingan pada Alloh,  maka pengakuan cintanya itu bohong.
   Jadi keterangan lain dari tiga hikmah ini  : Siapa yang siapa yang benar-benar mengenal Alloh (Makrifat kepada Alloh), pasti ia selalu ingat pada Alloh, pada tiap sesuatu apapun yang aia lihat, ia dengar, dan ia rasakan. Sebab tidak ada sesuatu  melainkan menunjukkan keindahan, kekuasaan dan buatan Alloh.
  Dan orang yang sudah fana’kepada Alloh,  mereka sungguh-sungguh yang diingat  hanya Alloh,  sehingga segala sesuatu yang dilihat dan yang ada didepannya,seolah-olah kosong dan hanya bayangan belaka.
Dan orang-orang yang benar-benar cinta kepada Alloh, ia tidak akan mengutamakan sesuatu apapun selain Alloh yang dicintainya, bahkan ia sanggup mengurbankan segala kepentingannya dan hawa nafsunya, demi mendapatkan keridhoan dari Alloh.