Tampilkan postingan dengan label Fathur Rabanny. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fathur Rabanny. Tampilkan semua postingan

Majelis ke 37

Jum’at pagi tanggal 5 Rajab tahun 545 di Madrasah,

Beliau berkata: Nabi saw. bersabda :

“Besuklah si sakit dan antarkanlah jenazahnya, karena hal itu suatu jalan mengenang akhirat.”

Tujuan Rasulullah saw. sehungan dengan sabda tersebut adalah agar kamu ingat akhirat, sedang saat ini kamu menjauhi peringatan itu, sebaliknya terlalu cint dunia. Tidak lama lagi di antaramu pasti diuji – tanpa perkaramu – yaitu pengambilan dunia dari genggamanmu sebagai pengganti keriangan. Wahai orang lalai, ingatlah, kamu bukan dicipta untuk dunia, tetapi dicipta untuk akhirat. Wahai orang lalai, jika kamu tetap cenderung dunia, berarti himmahmu hanya menghantar pada syahwat, kelezatan, dan segala dunia terukur menurut uang. Di pihak lain, organ tubuhmu sibuk bermain dengannya. Jika kau diingatkan akhirat atau mati, kamu berkata : “Ah kuno, terlalu sempit!.” Tegakkan kepala untuk demikian dan demikian, peringatan mati telahdatang, seperti : “pemutihan rambut; tetapi kamu tetap ingin mengelak yaitu dengan jalan memotong atau menyemirnya. Jika mati benar-benar datang mana amalmu? Jika Malaikat Pencaut Nyawa datang, bagaimana bisa kau menolak? Jika sumber penghasilanmu tertutup, bagaimana kau menolak. Tinggalkan kegilaan ini, dunia itu terbangun di atas amal, itu baru benar, jika kamu beramal di sana tentu kelak diberi pahala, tapi jika kamu tidak beramal apa yang bisa diberikan? Dunia adalah sebuah gedung tempat meneguk, dan akhirat adalah gedung khusus untuk beristirahat. Orang beriman ketika di dunia giat meneguk tugasnya tentu ia akan leluasa beristirahat di akhirat. Tapi bagimu ama tsuka beristirahat sekarang, mengulur-ulur taubat; dari hari ke hari; dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun; sampai habis masa taubatmu, dalam waktu dekat tentu saja kau menyesal; bagaimana aku tidak menerima nasihat, bagaimana aku tidak bangun dan membenarkan; maka akupun tidak mengenal kebenaran !.

Celaka, pelepah atap kehidupanmu pecah. Wahai orang yang terrperdaya, kehidupanmu telah tiba, inilah tempat yang kau sukai sekarang hancur, carilah kedamaian akhirat, alihkan pijakanmu ke sana! Apakah pijakan iu? Adalah berupa amal baik, mendahulukan sesuatu keperluan untuk akhirat, sampai dirimu menemukan kala sampai ke sana. Wahai orang yang terperdaya dunia, wahai penyibuk tanpa hasil, wahai orang yang menghasilkan sirr untuk bersibuk jadi pelayan dunia !

Sadarlah, akhirat itu tidak bisa dipadukan dunia, karena orang tidak dibenarkan melayani dunia, singkirkan ia dari lubuk hati, tentu kau menyaksikan akhirat. Bagaimana agar ia datang tanpa menguasai hatimu, jika ini sempurna kamu dapat panggilan untuk mendekat Allah, ketika itu akhirat jadi sunyi sedang kamu mencari-Nya, maka di sanalah kesempurnan hati yang besih dan kejernihan sirri.

Anak-anak muridku, jika hatimu bersih syuhud (menyaksikan Allah) para Malaikat dan orang-orang berilmu tetap berpihak padamu, jika kamu menyaksikan Dia, maka tidak lagi butuh penyaksian dengan kebenarannya untuk dirimu, jika ini sempurna atasmu jadilah gunung tidak digetarkannya, keuntungan tidak dikuranginya, dan pandangan terhadap ciptaan yang ada dalam jiwamu tidak membekas, tidak ada goresan yang sampai menggores hatimu dan kejernihan sirrmu tidak terkotori.

Anak-anak muridku, carilah maqam ini, impikanlah, jadikan himmahmu untuk-Nya, tinggalkan mencari dunia, karena hal itu tidak bakal membuat kepuasan kecuali, selain Allah tidak akan pernah memuaskanmu, karena itu rapatkanlah dirimu dengan-Nya, dengan cara itulah kamu bisa memuaskan hati, jika berhasil tentu bisa mencapai kecukupan dunia akhirat. Wahai orang lalai, butuhkan orang yang membutuhkanmu, carilah orang yang mencarimu, cintailah orang yang mencintaimu, sibukkan bersama orang- yang bermusytaq kepadamu. Kau dengan firman Allah :

“Dia mencintai mereka dan mereka mencinta-Nya.” (Qs.V:57)

Sesungguhnya kamu diciptakan hanya untuk menyembah Dia, karena itu jangan mempermainkan. Aku ingin agar kamu menjalin hubungan dengan-Nya, maka kamu jangan bersibuk diri untuk yang lain, jangan mencintao-Nya merangkap ciptaan; jika kamu mencintai yang lain cintailah atas dasar kasih sayang dan kelembutan, kalau itu yang kamu kehendaki tidak mengapa, tapi jika cintamu berdasar lubuk hati; jangan lakukan karena termasuk cinta sirri, dan yang demikian tidak diperkenankan.

Nabi Adam a.s. kala hatinya hanyut mencintai taman sorga beseta taman keindahannya membawa dampak keterpisahan antara Allah dan surga – setelah diuji – lalu ia diusir dari surga dengan ujian memakan buah terlarang yang disukai Hawa, akibatnya ia dan Hawa terpisah dalam waktu yang tidak pendek, yaitu kurang lebih 3000 tahun, ia berada di Sarandib dan Hwa di Jeddah.

Nabi Ya’kub manakala hanyut pandang kepada anaknya “Yusuf” a.s. dan selalu dekat dengannya berakibat membawa perpisahan yang cukup lama. Dan Nabi Muhammad saw. ketika pandangannya hanyut kepada Aisyah – dengan berbagai perasaan – berakibat membawa cobaan menimpanya, yaitu tuduhan berbuat zina dari orang-orang munafiq yang dusta, sehingga untuk beberapa hari beliau tidak ingin melihat Aisyah. Oleh karena itu hanyutkanlah pandanganmu untuk Allah semata, bukan yang lain, kamu tak perlu berjinak-jinak untuk yang lain, taruhlah ciptaan ini di luar hati, sedang segala penjuru hati itu sendiri terpenuhi oleh-Nya.

Wahai pembaut batil, wahai pemalas, wahai orang yang enggan menerima ini, jika kamu besedia amenerima petuah-petuah dariku lalu melaksanakan apa yang daku katakan, maka laksanakanlah sepenuh jiwa, jika kau tidak bisa menundukkan kepongahan jiwa, maka yang ada hanya kebencian dan keharaman. Firman Allah :

“Berguna kepadanya apa yang diusahakannya dan yang mencelakakannya pun hasil usahanya pula.” (Qs. II: 286).

“Kalau kamu membuat kebaikan, kebaikan itu untukmu sendiri, dan kalau kamu membuat keburukan, maka keburukan itu untuk dirimu juga.” (Qs.XVII : 7).

Yang demikian ini tentu akan terwujud – besok – untuk balasan amal ditempatkan di surga, dan siksa di neraka. Nabi saw. bersambda :

“Terimalah makananmu untuk orang-orang yang bertaqwa, dan berikanlah seperca kainmu kepada orang yang beriman.”

Jika kamu menyerahkan makanan kepada orang bertaqwa dan memberikan dunia kepadanya, berarti kamu menjadi teman sejawat dalam penghasilan dunia kepadanya, pahalanya sedikitpun tidak berkurang, karena kau menjadi teman (penolong)nya dalam mencapai tujuan, dan kau juga yang meringankan beban dan mempercepat mencapai garis finis menuju Tuhan. Tapi bila makanmu kau berikan kepada orang munafik yang riya’ lagi maksiat dan keberuntungannya terleteak pada perkara dunianya berarti kamu jadi teman sejwat munafik itu, maka apa yang dikerjakan oleh munafiq itu berarti siksa yang tak terkurangi sedikitpun, karena kamu telah membantu dalam memperlancar kemaksiatan kepada Allah, oleh karenanya keburukan itupun kembali untukmu.

Wahai orang tolol, pelajarilah ilmu, karena ibadah tanpa ilmu tidak baik dan yaqin tanpa ilmu tidak sempurna, belajarlah dan amalkan niscaya membawa bahagia dunia akhirat, jika kamu tidak sabar untuk mencapai ilmu dan beramal dengannya, maka bagaimana bisa bahagia, ilmu jika diberikan seluruhnya niscaya menarik sebagiannya.

Ada di katakan kepada ulama : “Bagaimana kamu bisa memperleh ilmu ini? Jawab : dengan menggunakan metode burung gagak, jika mencari mangsa berangkat di pagi-pagi benar, dengan kesabaran onta, dengan metode kerakusan babi hutan dan dengan metode kecemburuan anjing; sedang aku pagi-pagi benar mendatangi ulama seperti burung gagak dalam mencari mangsanya, aku sabar atas beban berat seperti kesabaran onta ketika membawa beban berat, aku lebih rajus mencari ilmu seperti kerakusan babi pada makanan apa pun – mana ada kamanan tampak di matanya tentu disantap, dan aku lebih menjaga mereka seperti kecemburuan anjing ketika menjaga rumah tuannya sampai ia diberi makan.

Wahai pencari ilmu, dengarkan penjelasan sistem mencari ilmu seperti ini, amalkan jika kamu ingin memperoleh ilmu dan beruntung. Ilmu it lambang hidup, dan bodoh itu lambang mati. Oang berilmu yang beramal lagi ikhlas dalam amalnya dan bersabar dalam masa pencariannya – demi Tuhan – tidaklah tertimpa kematian (berorientasi), karena manakala kematian telah nyata mengembalikan bentuk keberadaan dirinya kepada Tuhan, berati ia kekal hidup bersama-Nya.

Wabai Allah berikanlah ilmu kepada kami dan ikhlas dalam mengembannya.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 36

Selasa sore tanggal 2 Rajab tahun 545 Hijriyah di Masrasah,

Beliau berkata: Dunia ini dalah pasar, tapi tak sampai lama, tiada seseorang pun yang tinggal di sana. Kala malam tiba, penghuninya sama pergi. Bermujahadahlah bahwa kamu tidak akan berjual beli di pasar ini kecuali, sesuatu yang bermanfaat di akhirat nanti, karena pencela itu selalu memandangmu. Esakan Allah, ikhlas dalam amal untuk Dia semata. Dia lah pemberi, tetapi kamu amat sedikit memberi kendati untuk sesamamu.

Anak-anak muridku, jadilah orang berakal dan belaku sopan di hadapan Allah atau ciptaan. Kamu jangan aniaya mereka; sedang kamu mencuri sesuatu dari mereka, apa yang kau punya.Tiada harta untukmu sampai tanda tangan di terima wakilnya, maka ketika itu kamu baru tahu pemberian sebelum tanda tangan; tidak diberi sesuatu yang paling kecil atau yang terbesar kepadamu, kecuali atas ijin Allah, bersama pengesahan dan ilhamnya dalam hati. Jadilah emikir yang menetapkan tampatmu di hadapan Alah, karena rizki itu terbagi menurut pembagian-Nya.

Dengan muka macam apa kamu akan menjumpai Dia besok, sedang ketika di dunia kamu selalu menentang-Nya sambil berpaling menuju ciptaan untuk menyekutukan, segala kebutuhan kau utarakan kepada sesama dan berpasrah dalam kepentingan mereka, padahal kebutuhan kepada sesama berarti siksa, tentu amat banyak peminta tapi tiada yang keluar dari mereka – suatu permintaan – kecuali sika, sedang di antara mereka yang terkecil tanpa merasa benci dalam kebenaran-Nya, ketika kamu meminta pati dirimu sendiri tersiksa berarti ada dalam jalan haram berupa tidak bersedia memberi. Anak-anak muridku, bagiku, pertama kali dalam menanggapi situasi ini adalah tentang kelemahan ketika mencari sesuatu kepada sesama dan sesuatu yang kau miliki tapi tidak kau ketahui “dari mana”, tidak kau lihat “bagaimana”, Jika kamu mampu memberi tanpa menghendaki sesuatu lakukanlah, kamu ingin menjadi palayan tanpa mencari pelayan laukanlah, setiap orang berbuat untuknya dan bersamanya, maka lihatlah mereka bagaimana keganjilannya di dunia dan akhirat, lihatlah kesufian dan kesiagaan mereka di hadapan-Nya.

Wahai sahya, bila Islam tidak berbesit dalam jiwamu, bagaimana iman bsia tumbuh, jika iman tidak terdapat dalam jiwa, berarti kamu tidak punya keyakinan, jika yakin tidak kamu punyai, berarti ma’ruf tidak ada padamu – apalagi kamu sampai mengenal-Nya. Nah, inilah derajat dan peringkat yang tumbuh dalam jiwa. Bila Islam bersih, bersih pula penyerahanmu. Jadilah penyerah diri kepada Allah meliputi keberadaanmu – beserta memelihara hukum syara’, serahkan jiwamu menurut kewajibannya, perbaguslah adab bersama Dia dan ciptaan-Nya, kamu jangan aniaya dirimu sendiri atau yang lain, karena perbuatan aniaya itu mempergelap hati, mengkelamkan muka serta catatan amal, kamu jangan mengaiaya atau menolong penganiaya. Karena Nabi saw. bersabda :

“Akan ada panggilan di hari kiamat ; di mana penganiaya, di mana pembantu penganiaya, di mana orang yang melihat mereka sedih, di mana orang yang bertemu mereka sakit? Kumpulkan mereka dan letakkan dalam peti dari neraka.”

Larilah dari cptaan, berjanjilah jangan menjadi penganiaya atau teraniaya, jika kau mampu lebih baik jadi orang teraniaya – daripada menganiaya – karena pertolongan Allah pasti melimpah orang teraniaya, apalagi jika tidak terdapat orang yang menolong. Nabi saw. bersabda :

“Jika orang yang teraniaya tidak menjumpai penolong selain Allah, maka sesungguhnya Dia berkata : tentu Aku beri pertolongan padamu kendati telah berlalu.”

Sabar itu, satu jalan untuk memperoleh pertolongan, mengangkat derajat dan memperoleh kemuliaan. Wahai Allah, kami mohon kepada-Mu agar bersabar bersama-Mu, kami mohon takwa, terbebas dari segala ini dan sibuk bersama-Mu, dan agar tersingkap hijab antara kami dan Engkau.

Jadilah perantara antara dirimu dengan-Nya, karena berhenti bersama-Nya aalah kesibukan. Tiada penguasa, tiada yang kaya tiada yang mulia kecuali Allah.

Wahai munafik, sampai kapan kamu beriyah’ dan bermunafiq? Celaka kamu, bagaimana tidak malu kepada-Nya dan tidak yakin akan perjumpaan dengan Dia? Waktu ini kamu beramal untuk-Nya sedang batinmu untuk yang lain, kembalilah, temukan urusanmu dan bersihkan niatmu untuk-Nya, bersungguhlah --- bertekad -- tiak akan makan sesuap pun atau berjalan satu langkah atau beramal sesuatu kecuali dengan niat bagus.

Kau tahu, cipta dan pencipta tidak bisa disatukan, dunia dan akhirat dalam hati tidak bisa dipadukan, tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibenarkan, tidak datag sesuatu darinya; baik ciptaan atau pencipta, baik dunia atau akhirat. Tetapi keberadaan ciptaan sungguh bisa dilukiskan dalam lahir jiwamu, sedang pencipta terlukis melalui batin, dunia di tangan akhirat dalam hatimu, tetapi jika sudah di hati jangan kamu satukan. Kacalah dirimu dan pilihlah untuk-Nya, jika kamu berkehendak dunia, keluarkan akhirat di hati, jika menghendaki akhirat, bebaskan dunia dari hati, jika kamu ingin dekat Tuhan, bebaskan hatimu dari dunia dan akhirat, Selagi di hatimu terpercik sesuatu selain Allah, kamu tidak akan bisa menyaksikan kedekatanmu dengan Allah. Pikirlah, jangan sesekali mendatangi pintu-Nya keculai dengan tancapan yang benar, karena setiap pandang pasti menghianatimu.

Anak-anak muridku, rupanya yang kau ketahui cukup mempersibuk diri darupada yang tidak kamu ketahui, bebaskanlah nafsu dari hatimu tentu kebaikan datang mengitarimu, karena hal itu sebagai kekeruhan yang amat, tapi kala nafsu telah keluar kejernihan pasti datang tanpa membawa keruh, bahkan hal itu membawa perubahan yang esensial. Firman Allah :

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs.XIII:11).

Wahai manusia, dengarkan ini, wahai mukallaf camkanlah kalam Sal Baari (Dzat Pencipta), ia adalah sebenar-benar perkataan. Cemburukan dirimu untuk-Nya terhadap sesuatu yang dibenci hingga jalan membentang seperti yang mereka cinta datang untukmu.

Dengarlah kataku, termimalah permukaan bumi ini orang berani berbicara di hadapan ummat dalam situasi seperti ini, kecuali aku. Aku membutuhkan perangan mereka, bukan untukku, kendati aku mencari yang lain, tetapi aku tetap membutuhkan mereka. Setiap kalimat yang keluar dariku kepada mereka bukan berarti aku membutuhkannya, sungguh, aku tidak membutuhkan kecuali Allah. Mana sesuatu yang dikehendaki, bukan dunia, bukan akhirat, juga bukan isi kedunya, sedang Dia Maha Mengetahui kebenaranku. Karena Dia Mahatahu kendati yang kasat mata.

Seseorang tidak mencari gambaran Allah, tetapi ia mencari ma’nawinya, yaitu mengesakan, ikhlas dan menyingkirkan kecintaan dunia akhirat dari hati, menjadikan segala sesuatu dalam keterasingan bersama-Nya. Jika hal ini sempurna atasmu berarti kamu lebih mencintai, lebih dekat dan lebih meninggikan Dia daripada yang lain.

Wahai Tuhan kai, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 35

Beliau berkata: Betapa celaka orang yang sombong, ketahuilah penghambaanmu itu tidak membenam dalam bumi tetapi naik ke langit. Firman Allah : “Kepada-Nya naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang baik itu dimuliakan oleh Tuhan.” (Qs. XXXV:10).

Allah berkuasa atas Arasy dan Dia pemeliharan kekuasaan itu, ilmu-Nya mengakar ke segala penjuru yang baru. Dalam Al-Qur’an terdapat tujuh macam ayat yang menjelaskan hal ini, tetapi kesemuanya itu tidak memungkinkan daku untuk menjelaskan karena ketololanmu.

Kamu mempertakuti aku dengan pandanganmu, tapi aku tidak gentar, kamu hendak memperjinak aku dengan hartamu; aku tidak pernah akan butuh; bahkan aku semakin takut Allah. Aku mengharap Dia bukan yang lain, aku menyembah di hadapan-Nya bukan di hadapan yang lain, rizkiku ada di sisi-Nya. Setiap hamba membutuhkan Dia, tetapi ia tidak mungkin menundukkan-Nya. Tersebut bahwa, ia (Abdul Qadir al Jailani) melalui usahanya telah mengIslamkan orang lebih dari 500 (baca :limaratus) dan mentaubatkan 20.000 (baca : dua puluh ribu) orang. Ia berkata : “Yang demikian ini karena berkah Nabi-ku Muhammad saw. semata .

“(Dia) Maha Tahu perkara yang tersembunyi dan tidak diterangkan-Nya rahasia-Nya itu kepada siapa jua pun selain kepada utusan yang disukai-Nya.” (Qs.LXXII : 26, 27).

Al Ghaib (sesuatu yang tidak kasat mata) berada di sisi-Nya, maka perdekatlah Dia sampai kamu melihat dan mengetahui apa yang ada di sisi-Nya. Untuk itu, tinggalkan keluarga, harta, desa, isteri, anak dan keluarga mereka dari lubuk hati, tinggalkan semua perkara itu dan ber-sirri-lah di pintu-Nya,. Jika kamu sampai di pintu-Nya, maka tidak akan tersibukkan oleh syahwat atau harta benda, kalaupun kamu dihadapkan senampan santapan, tidak melahapnya, jika kamu di tempatkan dalam sebuah kamar, tidak menempatinya; jika kamu dikawinkan lagi, tidak mau; dus, kamu tidak menerima sesuatu pun dari semua itu, sampai kamu menjumpai-Nya seperti pertemuan antara kulit dengan bajumu, baju dengan air, seperti debu dengan perjalanan orang, beserta keteracakan rambutnya. Inilah arti : “Tawalli” dengan cipta.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 34

Beliau berkata: Orang-orang yang bersibuk diri menghabiskan waktu dan memberi hak permulaannya untuk ciptaan berarti waktunya tersita dan terberi untuk mereka, waktu mereka tersisa oleh Fadl dari Allah dan rakhmat-Nya, dan terberi untuk orang-orang fakir miskin yang terjepit mereka. Mereka melabrak dewan-dewan orang beragama yang lemah atas keputusannya. Mereka adalah para pemimpin atau penguasa negara, ya, tidak penguasa dunia karena menyita dan tidak memberi.

Pada umumnya orang itu meninggalkan bekas sesuatu yang tampak dan mentauti yang tidak tampak. Mereka mentransfer punya Allah bukan punya ciptaan, organ tubuh mereka bekerja untuk ciptaan dan hati bekerja untuk diri sendiri. Mereka menafkahkan sesuatu untuk Allah bukan untuk hawa nafsu. Tujuan jiwanya bukan untuk puja atau puji. Tinggalkan raa berbesar diri di hadapan Allah atau tehadap sesama, karena perbuatan itu termasuk di antara sifat orang sombong adalah mereka orang-orang yang mukanya akan diasah oelh Allah dengan api jahanam. Termasuk juga dalam jajaran orang yang sombong adalah jika kamu marah kepada-Nya. Sama halnya bila kamu mendengar ssuara adzan, tapi kamu tidak menjawab; yakni bersegera melaksanakan shalat, sungguh berarti kamu telah berlaku sombong kepada Allah. Dan bila seseorang berbuat dhalim atas sesamanya berarti ia bersombong di hadapan-Nya.

Bertaubatlah, murnian taubatmu sebelum terbinasakan melalui pengelmahan ciptaan-Nya, seperti pembinasaan atas Namrudz dan raja-raja lalim lain. Untuk apa, jika kamu sombong kepada-Nya niscaya akan dihinakan setelah dimuliakan, melarat setelah kaya, disiksa setelah melalui nikmat, bahkan diperbudak setelah kehidupan ini!. Jadilah orang takwa. Syirik itu bisa terjadi karena dua sebab; lahir dan batin; Syirik lahir seperti menyembah patung atau sejenisnya, dan syirik batin seperti takut pada sesama dan yakin mereka memiliki dlar dan naf’.

Di antara manusia juga terdapat orang yang menguasai harta dunia, tetapi ia tidak mencintainya, ia memiliki tetapi tidak dikuasai, harta menyukai tapi ia tidak mencintai, dunia melayani tapi ia tidak melayaninya, ia bisa menyirnakan dunia tapi ia tidak bisa dihancurkannya. Teramat bagus hatinya kepada Allah, dunia tidak pernah mampu mencelakakannya, ia rela mengeluarkan dunia tetapi dunia tak mampu mengeluarkan dirinya. Karena itu Nabi saw. bersabda :

“Yang paling nikmat untuk harta yang baik itu bila dikuasai orang baik.”

“Tidak ada kebaikan dalam dunia (harta) kecuali bagi orang yang disebut demikian dan demikian.”

Ketika itu Nabi sambil berisyarah memisahkan dua tangannya dalam keadaan yang riang gembira.

Tinggalkan dunia yang kau kuasai untuk kebaikan dirimu bersama Allah. Keluarkan ia dari hatimu niscaya tidak membahayakan, nikmat dan keindahannya tidak akan mampu menipumu, karena dalam waktu singkat ini seluruhnya akan lenyap menjauh darimu.

Anak-anak muridku pandanganmu tidak memuaskan aku, karena kamu sesat. Barangsiapa merasa puas atas pandangan sendiri berarti ia sesat, hina dan tergelincir, apabila kau merasa puas atas pandangan sendiri hram hidayah dan keterpelihara bagimu, kaerna kamu tidak mencarinya dan tidak menetralisir kausalitanya.

Kamu berkata : “Aku orang yang sudah kenyang mencucup ilmu Ulama.” Dan kamu mengaku berilmu, tapi mana amalmu? Pengakuan ini tidak berarti, pengakuan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Orang yang mengaku berilmu hanya menjadi jelas kebersihan pengakuannya bila disertai amal, ikhlas, sabar ketika dicoba, tidak bergeming, tidak gelisah atau mengadu kepada sesama ciptaan. Kamu buta mengapa mengaku melihat, kamu sulit menerima kefahaman (idiot) mengapa berkata mampu memahami. Bertaubatlah dari pengakuan palsu itu -- kepada Allah bukan yang lain. Palingkan rasamu dari keberadaan ini, carilah sang Pencipta keberadaan ini, kamu bukanlah orang yang mampu memporakpondakan, mempermegah, merusak atau menguasainya; bahkan kamu harus memelihara sikap kekuasaan jiwamu sampai peroleh ketenteraman dan mengenal Tuhan. Carilah kedamaian dunia akhirat, kamu harus memelihara takwa, tajrid, tafrid dari selain Dia, kamu harus menjaga kekosongan jiwa salamanya! Jangan kau tetapkan dirimu dalam sesuatu kecuali yang menjurus pada kata perintah dan larangan, kaena jika kamu lakukan berarti dirimu tetap di sana. Wahai kaum lelaki, wahai kaum wanita, amat beruntung di antaramu yang memasang butir-butir mutiara ikhlas dalam jiwa, ya, termasuk butir-butir takwa, mutiara sabar dan syukur. Aku lihat kamu orang-orang yang jatuh!.


AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website

Majelis ke 33.

Ahad pagi tanggal 15 Jumadil Akhir tahun 545 Hijriyah di Pondok,

Beliau berkata: Barangsiapa mengetahui orang yang dicintai Allah berarti telah mengetahui orang yang mengenal Allah melalui hatinya yang masuk dalam sirrinya. Tuhan kita Azza wa Jalla adalah Dzat yang wujud yang bisa dilihat. Ini sebagaimana ditandaskan oleh Nabi saw. :

“Kamu semua akan bisa melihat Tuhanmu secara jelas seperti kamu melihat matahari dan bulan yang tidak menyakitkan penglihatanmu.”

Hari ini kamu bisa melahat-Nya melalui mata hati dan besok dengan mata kepala : “Tiada penyerupa bagi-Nya sesuatu pun dan dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Orang yang dicintai Allah tentu rela atas ketentuan-Nya, bukan kepada yang lain, mereka mohon pertolongan dari-Nya dan mempersempit selain Dia, baginya kepahitan menjadi orang fakir sebagai kemanisan, tanpa mengurangi arti rela kepada-Nya, dan merasa nikmat jika bersama-Nya. Letak kaya ada di fikiran, nikmat mereka jika sedang sakit, kejinakan berada dalam ketakutannya. Alangkah beruntung wahai orang penyabar, wahai orang rela, wahai orang yang memadamkan nafsu dan hawanya.

Wahai manusia, sertai Dia dan relakan perbuatan-Nya, janganalah merasa pintar atau merasa lebih berakal terhadap orang-orang yang berakal daripadamu. Fiman Allah :

“Dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui.” (Qs.II:232).

Berhentilah di hadapan-Nya, berpijak pada kejatuhan akal dan ilmu, tentu kamu akan memperoleh ilmu-Nya.

Dengarlah dan amalkan sesungguhnya aku pemintal perhubunganmu, aku pemintal tali perhubunganmu penuh lembut, sedang pemula keputusannya bukan dari daku; mereka; karena kepentingan mereka sendiri. Daku tidak mengenal sedih, aku laksana burung di mana saja!.

AdzSEO Jasa SEO dan Pembuatan Website