Al-hikam 47 "Al-Karim Tumpuan Segala Hajat"

Al-Hikam Pasal 47
"Al-Karim Tumpuan Segala Hajat"


لاَ تتَعدَّ نيَّةُ هِمَّتَكَ اِلىَ غيرِهِ فاَلْكَريْمُ لاَتتخـَطـَّاهُ الاَماَلُ
"Jangan melampaui/melanggar niat dan tujuanmu [hasrat dan harapanmu] kepada lain-Nya. Maka Tuhan yang maha pemurah itu tidak dapat di lampaui oleh sesuatu harapan (angan-angan)hamba.'' 
ADZ 
Syarah
  Sebaiknya bagi orang yang mengharapkan berhasil hajatnya, jangan meminta kapada selain Alloh (makhluk), karena itu bertentangan dengan sifat ‘ubudiyyah. Itu kalau permintaan itu disandarkan/bergantung pada makhluk, dan lupa pada Alloh ketika berdo’a. apabila permintaan pada makhluk (manusia) menjadi perantara untuk meminta kepada Alloh, dan selalu memandang Alloh-lah dzat yang memberi. Permintaan seperti ini masih diperbolehkan.
Perasaan yang luhur enggan membuka kebutuhan [hajat] -nya kepada orang yang tidak dermawan, dan tidak ada yang dermawan pada hakikat yang sebenarnya kecuali Alloh Ta'ala.
Syeikh  Junaid al-Baghdadi berkata: ''Dermawan [Al-Karim] itu ialah yang memberi kebutuhan seseorang sebelum diminta.''
Ada pula berpendapat: ''Dermawan [Al-Karim] ialah yang tidak pernah mengecewakan harapan orang yang berharap.''
Dermawan [Al-Karim] yaitu apabila berkuasa mema'afkan, dan bila berjanji menepati, dan bila memberi lebih memuaskan dari harapan, dan tidak memperdulikan tentang berapa banyak pemberiaannya, dan kepada siapa yang ia berikannya.

Al-karim adalah salah satu dari Asma’ul husna. Asma’ ini memberi pengertian yang istimewa tentang Alloh.
Al-karim berarti:
1.    Alloh Maha pemurah.
2.   Alloh memberi tanpa diminta.
3.   Alloh memberi sebelum diminta.
4.   Alloh memberi apabila diminta.
5.   Alloh memberi bukan karena permintaan tetapi cukup sekedar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Alloh tidak mengecewakan harapan hambanya.
6.   Alloh memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.
7.   Alloh Yang Maha Pemurah tidak dikira berapa banyak yang diberikan-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
8.   Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Alloh memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.
Sekiranya para hamba mengenali Al-Karim niscaya permintaan, harapan dan angan-angannya tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya.