Al-hikam 73-74 "Nikmat dan musibah adalah jalan menuju Alloh"

Al-Hikam Pasal 73-74
"Nikmat dan musibah adalah jalan menuju Alloh"


مَنْ لَمْ يُقبِلْ على اللهِ بِمُلاَ طفاَتِ الاِحْساَنِ قـُيِّدَ اليْهِ بِسلاَسِلِ الاِمتِحاَنِ 
73. "Barangsiapa yang tidak suka menghadap kepada Alloh dengan halusnya pemberian karunia Alloh, maka akan diseret supaya ingat kepada Alloh dengan rantai ujian [musibah]."
Syarah
Ada dua perkara yang menjadikan seorang hamba itu bisa Taat dan menghadap kepada Alloh, yaitu : 1. Datangnya nikmat dari Alloh pada dirinya, sehingga dia mau bersyukur dan menghadap taat kepada Alloh.  2. Datangnya macam-macam musibah  dan bencana pada dirinya atau hartanya, lalu ia bisa sadar dan kembali kepada Alloh. Terkadang musibah itujuga bisa menjadi sebab ia meninggalkan bergantung pada dunia dan hanya bergantung pada Alloh. Karena yang diinginkan Alloh pada hambanya yaitu kembalinya hamba kepada Alloh dengan cara menurut (ridho) atau dipaksa.
Barangsiapa yang tidak suka sadar dan dzikir [ingat] kepada Allah ketika sehat dan murah rezeki, maka akan dipaksa supaya dzikir [ingat] kepada Allah dengan tibanya musibah [bencana]. Maka dalam kedua hal itu Allah berkenan akan menuangkan nikmat karunia yang sebesar-besarnya kepada hamba-Nya.




مَنْ لَمْ يَشكُرِ النِّعَمِ فَقدْ تـَعَرَّضَ لِزَوَالِهاَ ومن شَكرَهاَ فقد قـَيَّدَ بِعِقاَلهاَ 
74. "Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk menghilangkan nikmat itu, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti telah mengikat nikmat itu  dengan ikatan yang kuat."
Syarah
 Mensyukuri nikmat itu berarti menetapkan  dan menambah nikmat itu,Firman Allah:
"Lain syakartum la-adziydan-nakum" [Kalau kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat bagimu].
Bersyukur itu ada kalanya dengan Hati, yaitu sadar kalau kenikmatan itu semua datang dari Alloh,Firman Allah:
"Wamaa-bikum min-ni'matin faminallohi" [Tiada terjadi suatu nikmat bagimu, maka itu dari Allah].

Ada kalanya dengan lisan, yaitu dengan menceritakan nikmat itu pada orang lain. Firman Allah:
"Wa-ammaa bini'mati Robbika fahad-dits" [Adapun terhadap nikmat pemberian Tuhanmu, maka pergunakanlah/ceritakan dan sebarkan].
Dan ada kalanya dengan anggauta badan, yaitu dengan taat kepada Alloh sehingga jangan sampai anggauta tubuh digunakan untuk melakukan perkara yang tidak diridhoi Alloh.
An-nu'maan bin Basyir radhiyallahu 'anhu berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak dapat bersyukur [berterima kasih] kepada Allah."

Syukur, Ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan.

Junaid al-Baghdadi berkata:
"Ketika aku berusia tujuh tahun dan hadir dalam majelis As-Sariyussaqathi, tiba-tiba aku ditanya:
Apakah arti syukur?
Jawabku: Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang diberiakan Allah untuk berbuat maksiat.

As-sary berkata:
Aku khawatir kalau bagianmu dari karunia Allah hanya dalam lidahmu belaka.
Al-Junaid berkata:
Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu aku selalu menangis, khawatir kalau benar apa yang dikatakan oleh Assary itu.