Majelis ke 4
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani
Hari ahad, 10 syawal 545 H
Beliau mengatakan : Rasulullah saw, bersabda;
“Siapa saja yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya ia cepat meraihnya, karena ia tidak tahu kapan pintu itu ditutup untuknya.”
Wahai kaum Sufi, bergegaslah dan raihlah pintu kehidupan sepanjang itu terbuka. Siapa tahu dalam waktu dekat pintu itu tertutup darimu. Raihlah tindakan kebajikan sepanjang kalian mampu melakukannya, raihlah pintu taubat, masuklah di dalamnya sepanjang itu terbuka. Raihlah pintu doa, karena pintu terbuka untukmu, raihlah pintu pergaulan dengan orang-orang saleh, dan itu sangat terbuka untukmu.
Wahai kaum Sufi. Bangunlah apa yang telah kalian robohkan. Mandilah dari najis kalian. Perbaikilah apa yang telah kalian rusak. Bersihkan apa yang mengotorimu, kembalilah kepada Tuhanmu Azza wa-Jalla dari kepergian dan larimu.
Wahai anak-anakku, di sana tak ada kecuali Khaliq Azza wa-Jalla. Jika anda bersama Sang Khaliq, maka anda adalah hambaNya. Jika anda bersama makhluk, anda adalah hamba makhluk, tak ada lagi ucapan sampai anda menempuh padang gersang dan keterluntaan hatimu. Karena itu rahasia batinmu harus terpisah dengan mereka. Ingatlah orang yang mencari Allah ta’ala berarti berpisah dengan semuanya, karena anda telah yakin bahwa segala sesuatu dari makhluk itu adalah hijab bagi Allah Azza waJalla, dan setiap seseorang berada dalam ketetapan bersama makhluk dalam rahasia batin, pasti akan menghijab dirimu.
Anak-anaku, janganlah anda malas-malasan, karena kemalasan itu selamanya merugi dan menimbulkan penyesalan. Raihlah amalmu dan Allah Maha Derma padamu dunia akhirat.
Abu Muhamamd al-Ajamy Rahimahullahu Ta’ala bermunajat: “Ya Allah Jadikanlah kami orang yang sangat dermawan” – ia tidak mampu lagi mengucapkannya karena siapa yang merasakan benar-benar mengenalNya —.
Bergaul yang baik dengan masyarakat dan berselaras dengan mereka tanpa melampau batas hukum syariat dan Ridlo Allah Ta’ala, adalah kebajikan yang penuh berkah. Sebaliknya jika melewati batas hukum dan RidloNya, sama sekali tidak ada kemuliaan bagi mereka. Tanda-tanda bagi kaum Sufi yang terpilih adalah menerima perintah Allah dan kepatuhan yang menjadi kebiasaan jiwanya.
Anak-anakku, bangkitlah dari lubang dosa, dan kembali pada Ridlo. Jangan biarkan ucapan dan hati anda bertentangan. Karena di hari kiamat besok manusia akan diingatkan apa yang diperbuat di dunia, baik maupun buruknya. Menyesal disana tidak ada manfaatnya, mengingat perbuatan di sana tidak ada gunanya. Mengingat musim tanam pun tak ada gunanya. Karena itu Nabi SAW bersabda:
“Dunia adalah ladang akhirat, siapa yang bertanam kebajikan, akan mengetam kegembiraan, dan siapa yang menanam keburukan akan menuai penyesalan.”
Jika maut menjemput waktu bisa habis, dan tak ada lagi manfaat bagimu.
“Ya Allah ingatkan kami dari tidurnya orang yang sedang alpa padaMu, yang senantiasa membodohi diriMu”. Amin.
Anak-anakku. Pergaulanmu dengan lingkungan buruk telah menjerumuskan dirimu pada su’udzon terhadap orang-orang baik. Berjalanlah di bawah Kitabullah Azza wa-Jalla dan Sunnatu-Rasul SAW. Anda telah bahagia.
Wahai kaum Sufi, malulah kepada Allah Azza wa-Jalla dengan sangat malu. Jangan kau alpakan buah-buah mutiaramu dengan sia-sia. Karena kamu telah sibuk dengan mengumpulkan makanan yang sesungguhnya tidak kamu makan. Kamu telah berangan-angan pada sesuatu yang tidak kamu temukan. Kamu telah membangun gedung yang tidak kamu tempati. Semua itu telah menghijab maqam dengan Tuhanmu Azza wa-Jalla. Hendaknya engkau berkemah dengan mengingat Allah sebagaimana jiwa kaum ‘arifin, dengan melupakan apa saja yang engkau ingat. Jika anda telah sempurna, syurga tertinggilah tempatmu. Syurga yang menyelamatkan, syurga yang dijanjikan, syurga yang ditunaikan. Yang ditunaikan di dunia adalah Ridlo pada ketentuan Allah SWT, munajat kepadaNya, dan terbukanya hijab antara diriNya dengan diri hamba. Sehingga hati hamba ini senantiasa khalwat bersama Allah ‘Azza wajalla dalam seluruh ahwal ruhaninya tanpa rekayasa “bagaimana” dan tanpa penjumbuhan bayangan.
“Tidak ada satu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Syurga yang dijanjikan adalah yang dijanjikan Allah azza wa-Jalla bagi orang beriman dan melihat Wajah Allah Yang Mulia tanpa hijab. Tak diragukan semua kebajikan hanya di sisi Allah, dan semua keburukan muncul dari selain Allah. Kebajikan adalah menghadap padaNya dan keburukan adalah membelakangiNya.
Setiap amal dimana anda ingin meminta imbalan, akan juga kembali imbalan itu kepadamu. Dan setiap amal dimana anda beramal hanya untuk Allah Azza-Wa-jalla, maka amal itu hanya Lillahi Azza wa-Jalla. Kalau anda masih meminta imbalan dari Allah maka balasannya adalah kebersamaan anda dengan makhluk. Dan jika anda beramal hanya demi Wajah Allah balasannya adalah kedekatan anda dengan Allah dan memandangNya. Karena itu janganlah anda meminta imbalan amal anda kepada Allah, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat, serta segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Semuanya bersandar kepadaNya.
Carilah Sang Pemberi Nikmat, jangan mencari nikmat. Carilah tetangga yang baik sebelum anda menempati rumah. Karena Dialah yang Ada sebelum sesuatu ini ada, dan yang menciptakan segalanya, sekaligus Yang Maha Eksis setelah segalanya tiada.
Ingatlah akan maut, bersabar atas cobaan, bertawakkal kepada Allah dalam segala hal. Jika tiga perilaku ini bersemayam dalam diri anda, sementara malaikat datang mengingatkan kematian, maka zuhud anda telah benar.
Dengan kesabaran anda meraih apa yang dikehendaki Allah Azza wa-Jalla. Dengan tawakkal, segala sesuatu akan keluar dari hati anda, dan anda bisa bergantung kepada Allah, anda selamat dari dunia, akhirat, dan segala hal selain Allah. Maka anda bisa ringan dengan segala penjuru, tak satu pun dari semua makhluk ini punya peluang memasuki jiwa anda, anda terlindungi, terjamin dari segala arah. Allah memelihara diri anda dari delapan penjuru, tak ada jalan bagi yang lain (melainkan Allah).
Seluruh pintu tertutup, dan seluruh arah terbuntu, maka anda akan tergolong orang yang disebut oleh Allah ta’ala:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidak ada bagimu (syetan) untuk menguasai mereka.”
Bagaimana bisa digoda oleh Iblis-Syetan, sedangkan mereka telah menyatu dan telah bebas, ikhlas dari segalanya selain Allah? Mereka tidak memandang makhluk ketika melakukan kebajikan. Kesimpulan itu hanya pada akhirnya, bukan pada awalnya. Seluruh awal permulaan adalah bisu, dan ucapan (kesimpulan utama) adalah akhir .
Kemuklasan adalah raja di hatinya, sulthan di sirrinya, tak ada yang bisa dipedulikan dalam lahiriyahnya. Yang langka justru mereka yang bisa mengintegrasikan kerajaan lahir dan kerajaan batin. Karena itu hendaknya kamu menyembunyikan kondisi ruhanimu, dan senantiasa demikian hingga kamu sempurna. Hatimu akan sampai pada Tuhanmu.
Jika kamu telah sempurna, dan sampai tujuan, kamu tak akan mempedulikan apa pun ketika itu. Bagaimana kamu peduli sedangkan kondisi ruhanimu telah berada di lembah hakikat? Kamu telah menempati maqommu dan engkau telah mengetam tanaman kebunmu, sementara makhluk-makhluk Allah bagimu seperti dinding dan pohon-pohon, lalu antara keseimbangan antara pujian dan cacian tak berarti padamu, baik mereka menerima dirimu atau menolak dirimu, seakan-akan kamu yang membangun dan sekaligus merobohkan, semua sangat tergantung izin Sang Khaliq. Allah mengikat hatimu dan menolak segalanya masuk di hatimu, dan hanya ada symbol dan lambang di rahasia batinmu.
Tak ada kata terucap hingga benar apa yang terjadi. Jika tidak anda bisa berfikir. Anda jangan bingung, karena anda buta. Carilah yang menuntun dirimu. Anda bodoh, carilah yang mengajari dirimu. Jika anda dapatkan, berpegang teguhlah dan menghadaplah pada ucapan dan pandangannya. Buktikanlah dengan keseriusan, jika anda telah sampai pada semua itu, duduklah di sana sampai pada hakikat ma’rifatmu. Jika sudah demikian segala yang menyesatkan tersingkir, dan kalian menjadi bagian dari generasi Sufi, dari generasi kalangan yang peduli pada Allah yang memelihara Rahasia Allah Azza wa-Jalla, dan berbudi luhur dalam pergaulan sesama manusia. Lalu dimanalagi anda akan mencari kebenaran dan Ridlo Allah, dari selain Allah? Ingatlah firman Allah:
“Diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan duniawi, dan diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan ukhrawi.”
Dan di ayat lain disebutkan:
“Orang yang hanya menghendaki WajahNya.”
Jika kebahagiaanmu adalah selain Allah, anda akan didatangi oleh kecemburuan kebahagian yang sesungguhnya, dan anda akan diseret menuju Pintu Taqarrub pada Allah azza wa-Jalla.
“Maka, disanalah limpahan kewalian, hanya bagi Allah Yang Haq.”
Jika kamu telah sempurna, dunia dan akhirat justru datang kepadamu, menjadi pelayanmu tanpa susah dan payah. Karena itu pijakkan langkahmu ke Pintu Allah, tetaplah di sana. Jika anda kukuh di sana, anda akan tahu bisikan-bisikan ruhani dan mampu membedakan mana yang sejati dan mana yang nafsu, mana yang hawa syetan dan Iblis, dan mana yang bisikan hati, bisikan malaikat. Akan ada intuisi, “Ini adalah yang benar!, ini adalah yang bathil.”
Anda akan mengentahui melalui tanda masing-masing. Jika anda telah mencapai tahap ini, akan datang bisikan dari Allah Azza wa-Jalla yang mendidik diri anda, mengokohkan dan menetapkan diri anda, mendudukkan dan menggerakkan diri anda, dan menenangkan, memerintah dan mencegah diri anda.
Wahai kaum Sufi, janganlah anda meminta tambah dan meminta dikurangi oleh Allah. Janganlah mencari tempat terdepan atau belakang. Karena masing-masing diantara kalian sudah ditakdirkan, masing-masing sudah tercatat. Rasulullah SAW bersabda:
“Allah telah merampungkan (catatannya) dari kehidupan, rizki dan kematian. Pena telah menuangkan (tinta) dengan apa yang terjadi.”
Allah telah menyelesaikan segalanya dalam ketentuan yang mendahuluinya. Namun hukum tiba, dan diselubungi oleh perintah, larangan dan ketetapan. Janganlah seseorang itu berpisah dari ketentuan yang telah ditetapkan. Namun katakan, “Allah tidak ditanya apa yang Dia kerjakan, tetapi manusia akan ditanya…”
Wahai kaum Sufi, amalkan dari yang bersifat lahiriyah ini, dengan garis hitam di atas yang putih, hingga anda mengamalkan atas hakikat batin dari perkara ini. Jika anda mengamalkan dengan menunaikan yang lahir maka anda akan memahami yang batin. Yang pertama memahami adalah rahasia batinmu, lalu mendekte hatimu atas dirimu, lalu dirimu mengejakan pada lisanmu, dan lisanmu pada perilakumu. Semua itu dilakukan demi kebaikan dan manfaat para hamba. Betapa sangat beruntung kalian semua jika berselaras dengan kehendak Allah Azza-wa-Jalla dan anda mencintaiNya. Tapi awas, anda telah mengaku mencintai Allah Azza wa-Jalla, padahal banyak syarat di sana.
Diantara syarat mencintaiNya adalah Allah serasa berselaras dalam hatimu dan pada selain dirimu. Diantara syarat lain, hendaknya anda tidak tenteram dan bergantung kepada selain Allah Azza wajalla. Anda juga harus gembira mesra bersamaNya, tidak takut siapa pun bersamaNya.
Bila kecintaan pada Allah bersemayam di qalbu hamba, ia senantiasa akan serba mesra bersamaNya, dan membenci apa yang mengganggunya.
Bertobatlah kalian dari pengakuan dustamu. Karena semua itu tidak akan pernah tiba dengan hanya berangan-angan, berkhayal, bersunyi-sunyi, berdusta, nifaq dan berbuat-buat sok mencintai.
Bertobatlah dan tetaplah dalam taubatmu. Bukan taubat itu masalahnya, tetapi tujuannya adalah ketetapan hati anda pada Allah. Bukan menanam itu masalahnya, tetapi masalahnya adalah tertancapnya tanaman, subur dan berbuah.
Dan Syeikh ra. berkata:
Karena itu tetaplah dalam keselarasan dengan Allah Azza wa-Jalla, baik dalam suka maupun duka, miskin dan kaya, musim hujan atau kemarau, sakit maupun sehat, baik dan buruk, meraih keinginan atau terhalang. Tak ada obat kecuali pasrah diri pada Allah ‘Azza wa-Jalla. Bila Allah telah menentukan, jangan takut dengan ketentuanNya, jangan menentang, jangan pula mengadu kepada selain Allah. Karena sikap anda bisa menambah bencana. Namun hendaknya anda tenang, diam dan berselubung, dan tetap di sisiNya. Pandanglah apa yang anda amalkan, dan disana anda bergembira atas perubahan dan pergantiannya. Bila anda bisa demikian, anda bersama Allah di sana, apalagi bisa merubah ketakutan menjadi kemesraan, dan penyatuan menjadi kegembiraan bersamaNya.
“Ya Allah jadikan kami di sisiMu dan bersamaMu.” “Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”
Mengikuti Pengajian Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani
Hari ahad, 10 syawal 545 H
Beliau mengatakan : Rasulullah saw, bersabda;
“Siapa saja yang dibukakan pintu kebaikan, hendaknya ia cepat meraihnya, karena ia tidak tahu kapan pintu itu ditutup untuknya.”
Wahai kaum Sufi, bergegaslah dan raihlah pintu kehidupan sepanjang itu terbuka. Siapa tahu dalam waktu dekat pintu itu tertutup darimu. Raihlah tindakan kebajikan sepanjang kalian mampu melakukannya, raihlah pintu taubat, masuklah di dalamnya sepanjang itu terbuka. Raihlah pintu doa, karena pintu terbuka untukmu, raihlah pintu pergaulan dengan orang-orang saleh, dan itu sangat terbuka untukmu.
Wahai kaum Sufi. Bangunlah apa yang telah kalian robohkan. Mandilah dari najis kalian. Perbaikilah apa yang telah kalian rusak. Bersihkan apa yang mengotorimu, kembalilah kepada Tuhanmu Azza wa-Jalla dari kepergian dan larimu.
Wahai anak-anakku, di sana tak ada kecuali Khaliq Azza wa-Jalla. Jika anda bersama Sang Khaliq, maka anda adalah hambaNya. Jika anda bersama makhluk, anda adalah hamba makhluk, tak ada lagi ucapan sampai anda menempuh padang gersang dan keterluntaan hatimu. Karena itu rahasia batinmu harus terpisah dengan mereka. Ingatlah orang yang mencari Allah ta’ala berarti berpisah dengan semuanya, karena anda telah yakin bahwa segala sesuatu dari makhluk itu adalah hijab bagi Allah Azza waJalla, dan setiap seseorang berada dalam ketetapan bersama makhluk dalam rahasia batin, pasti akan menghijab dirimu.
Anak-anaku, janganlah anda malas-malasan, karena kemalasan itu selamanya merugi dan menimbulkan penyesalan. Raihlah amalmu dan Allah Maha Derma padamu dunia akhirat.
Abu Muhamamd al-Ajamy Rahimahullahu Ta’ala bermunajat: “Ya Allah Jadikanlah kami orang yang sangat dermawan” – ia tidak mampu lagi mengucapkannya karena siapa yang merasakan benar-benar mengenalNya —.
Bergaul yang baik dengan masyarakat dan berselaras dengan mereka tanpa melampau batas hukum syariat dan Ridlo Allah Ta’ala, adalah kebajikan yang penuh berkah. Sebaliknya jika melewati batas hukum dan RidloNya, sama sekali tidak ada kemuliaan bagi mereka. Tanda-tanda bagi kaum Sufi yang terpilih adalah menerima perintah Allah dan kepatuhan yang menjadi kebiasaan jiwanya.
Anak-anakku, bangkitlah dari lubang dosa, dan kembali pada Ridlo. Jangan biarkan ucapan dan hati anda bertentangan. Karena di hari kiamat besok manusia akan diingatkan apa yang diperbuat di dunia, baik maupun buruknya. Menyesal disana tidak ada manfaatnya, mengingat perbuatan di sana tidak ada gunanya. Mengingat musim tanam pun tak ada gunanya. Karena itu Nabi SAW bersabda:
“Dunia adalah ladang akhirat, siapa yang bertanam kebajikan, akan mengetam kegembiraan, dan siapa yang menanam keburukan akan menuai penyesalan.”
Jika maut menjemput waktu bisa habis, dan tak ada lagi manfaat bagimu.
“Ya Allah ingatkan kami dari tidurnya orang yang sedang alpa padaMu, yang senantiasa membodohi diriMu”. Amin.
Anak-anakku. Pergaulanmu dengan lingkungan buruk telah menjerumuskan dirimu pada su’udzon terhadap orang-orang baik. Berjalanlah di bawah Kitabullah Azza wa-Jalla dan Sunnatu-Rasul SAW. Anda telah bahagia.
Wahai kaum Sufi, malulah kepada Allah Azza wa-Jalla dengan sangat malu. Jangan kau alpakan buah-buah mutiaramu dengan sia-sia. Karena kamu telah sibuk dengan mengumpulkan makanan yang sesungguhnya tidak kamu makan. Kamu telah berangan-angan pada sesuatu yang tidak kamu temukan. Kamu telah membangun gedung yang tidak kamu tempati. Semua itu telah menghijab maqam dengan Tuhanmu Azza wa-Jalla. Hendaknya engkau berkemah dengan mengingat Allah sebagaimana jiwa kaum ‘arifin, dengan melupakan apa saja yang engkau ingat. Jika anda telah sempurna, syurga tertinggilah tempatmu. Syurga yang menyelamatkan, syurga yang dijanjikan, syurga yang ditunaikan. Yang ditunaikan di dunia adalah Ridlo pada ketentuan Allah SWT, munajat kepadaNya, dan terbukanya hijab antara diriNya dengan diri hamba. Sehingga hati hamba ini senantiasa khalwat bersama Allah ‘Azza wajalla dalam seluruh ahwal ruhaninya tanpa rekayasa “bagaimana” dan tanpa penjumbuhan bayangan.
“Tidak ada satu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Syurga yang dijanjikan adalah yang dijanjikan Allah azza wa-Jalla bagi orang beriman dan melihat Wajah Allah Yang Mulia tanpa hijab. Tak diragukan semua kebajikan hanya di sisi Allah, dan semua keburukan muncul dari selain Allah. Kebajikan adalah menghadap padaNya dan keburukan adalah membelakangiNya.
Setiap amal dimana anda ingin meminta imbalan, akan juga kembali imbalan itu kepadamu. Dan setiap amal dimana anda beramal hanya untuk Allah Azza-Wa-jalla, maka amal itu hanya Lillahi Azza wa-Jalla. Kalau anda masih meminta imbalan dari Allah maka balasannya adalah kebersamaan anda dengan makhluk. Dan jika anda beramal hanya demi Wajah Allah balasannya adalah kedekatan anda dengan Allah dan memandangNya. Karena itu janganlah anda meminta imbalan amal anda kepada Allah, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat, serta segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Semuanya bersandar kepadaNya.
Carilah Sang Pemberi Nikmat, jangan mencari nikmat. Carilah tetangga yang baik sebelum anda menempati rumah. Karena Dialah yang Ada sebelum sesuatu ini ada, dan yang menciptakan segalanya, sekaligus Yang Maha Eksis setelah segalanya tiada.
Ingatlah akan maut, bersabar atas cobaan, bertawakkal kepada Allah dalam segala hal. Jika tiga perilaku ini bersemayam dalam diri anda, sementara malaikat datang mengingatkan kematian, maka zuhud anda telah benar.
Dengan kesabaran anda meraih apa yang dikehendaki Allah Azza wa-Jalla. Dengan tawakkal, segala sesuatu akan keluar dari hati anda, dan anda bisa bergantung kepada Allah, anda selamat dari dunia, akhirat, dan segala hal selain Allah. Maka anda bisa ringan dengan segala penjuru, tak satu pun dari semua makhluk ini punya peluang memasuki jiwa anda, anda terlindungi, terjamin dari segala arah. Allah memelihara diri anda dari delapan penjuru, tak ada jalan bagi yang lain (melainkan Allah).
Seluruh pintu tertutup, dan seluruh arah terbuntu, maka anda akan tergolong orang yang disebut oleh Allah ta’ala:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu, tidak ada bagimu (syetan) untuk menguasai mereka.”
Bagaimana bisa digoda oleh Iblis-Syetan, sedangkan mereka telah menyatu dan telah bebas, ikhlas dari segalanya selain Allah? Mereka tidak memandang makhluk ketika melakukan kebajikan. Kesimpulan itu hanya pada akhirnya, bukan pada awalnya. Seluruh awal permulaan adalah bisu, dan ucapan (kesimpulan utama) adalah akhir .
Kemuklasan adalah raja di hatinya, sulthan di sirrinya, tak ada yang bisa dipedulikan dalam lahiriyahnya. Yang langka justru mereka yang bisa mengintegrasikan kerajaan lahir dan kerajaan batin. Karena itu hendaknya kamu menyembunyikan kondisi ruhanimu, dan senantiasa demikian hingga kamu sempurna. Hatimu akan sampai pada Tuhanmu.
Jika kamu telah sempurna, dan sampai tujuan, kamu tak akan mempedulikan apa pun ketika itu. Bagaimana kamu peduli sedangkan kondisi ruhanimu telah berada di lembah hakikat? Kamu telah menempati maqommu dan engkau telah mengetam tanaman kebunmu, sementara makhluk-makhluk Allah bagimu seperti dinding dan pohon-pohon, lalu antara keseimbangan antara pujian dan cacian tak berarti padamu, baik mereka menerima dirimu atau menolak dirimu, seakan-akan kamu yang membangun dan sekaligus merobohkan, semua sangat tergantung izin Sang Khaliq. Allah mengikat hatimu dan menolak segalanya masuk di hatimu, dan hanya ada symbol dan lambang di rahasia batinmu.
Tak ada kata terucap hingga benar apa yang terjadi. Jika tidak anda bisa berfikir. Anda jangan bingung, karena anda buta. Carilah yang menuntun dirimu. Anda bodoh, carilah yang mengajari dirimu. Jika anda dapatkan, berpegang teguhlah dan menghadaplah pada ucapan dan pandangannya. Buktikanlah dengan keseriusan, jika anda telah sampai pada semua itu, duduklah di sana sampai pada hakikat ma’rifatmu. Jika sudah demikian segala yang menyesatkan tersingkir, dan kalian menjadi bagian dari generasi Sufi, dari generasi kalangan yang peduli pada Allah yang memelihara Rahasia Allah Azza wa-Jalla, dan berbudi luhur dalam pergaulan sesama manusia. Lalu dimanalagi anda akan mencari kebenaran dan Ridlo Allah, dari selain Allah? Ingatlah firman Allah:
“Diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan duniawi, dan diantara kamu ada yang menghendaki kehidupan ukhrawi.”
Dan di ayat lain disebutkan:
“Orang yang hanya menghendaki WajahNya.”
Jika kebahagiaanmu adalah selain Allah, anda akan didatangi oleh kecemburuan kebahagian yang sesungguhnya, dan anda akan diseret menuju Pintu Taqarrub pada Allah azza wa-Jalla.
“Maka, disanalah limpahan kewalian, hanya bagi Allah Yang Haq.”
Jika kamu telah sempurna, dunia dan akhirat justru datang kepadamu, menjadi pelayanmu tanpa susah dan payah. Karena itu pijakkan langkahmu ke Pintu Allah, tetaplah di sana. Jika anda kukuh di sana, anda akan tahu bisikan-bisikan ruhani dan mampu membedakan mana yang sejati dan mana yang nafsu, mana yang hawa syetan dan Iblis, dan mana yang bisikan hati, bisikan malaikat. Akan ada intuisi, “Ini adalah yang benar!, ini adalah yang bathil.”
Anda akan mengentahui melalui tanda masing-masing. Jika anda telah mencapai tahap ini, akan datang bisikan dari Allah Azza wa-Jalla yang mendidik diri anda, mengokohkan dan menetapkan diri anda, mendudukkan dan menggerakkan diri anda, dan menenangkan, memerintah dan mencegah diri anda.
Wahai kaum Sufi, janganlah anda meminta tambah dan meminta dikurangi oleh Allah. Janganlah mencari tempat terdepan atau belakang. Karena masing-masing diantara kalian sudah ditakdirkan, masing-masing sudah tercatat. Rasulullah SAW bersabda:
“Allah telah merampungkan (catatannya) dari kehidupan, rizki dan kematian. Pena telah menuangkan (tinta) dengan apa yang terjadi.”
Allah telah menyelesaikan segalanya dalam ketentuan yang mendahuluinya. Namun hukum tiba, dan diselubungi oleh perintah, larangan dan ketetapan. Janganlah seseorang itu berpisah dari ketentuan yang telah ditetapkan. Namun katakan, “Allah tidak ditanya apa yang Dia kerjakan, tetapi manusia akan ditanya…”
Wahai kaum Sufi, amalkan dari yang bersifat lahiriyah ini, dengan garis hitam di atas yang putih, hingga anda mengamalkan atas hakikat batin dari perkara ini. Jika anda mengamalkan dengan menunaikan yang lahir maka anda akan memahami yang batin. Yang pertama memahami adalah rahasia batinmu, lalu mendekte hatimu atas dirimu, lalu dirimu mengejakan pada lisanmu, dan lisanmu pada perilakumu. Semua itu dilakukan demi kebaikan dan manfaat para hamba. Betapa sangat beruntung kalian semua jika berselaras dengan kehendak Allah Azza-wa-Jalla dan anda mencintaiNya. Tapi awas, anda telah mengaku mencintai Allah Azza wa-Jalla, padahal banyak syarat di sana.
Diantara syarat mencintaiNya adalah Allah serasa berselaras dalam hatimu dan pada selain dirimu. Diantara syarat lain, hendaknya anda tidak tenteram dan bergantung kepada selain Allah Azza wajalla. Anda juga harus gembira mesra bersamaNya, tidak takut siapa pun bersamaNya.
Bila kecintaan pada Allah bersemayam di qalbu hamba, ia senantiasa akan serba mesra bersamaNya, dan membenci apa yang mengganggunya.
Bertobatlah kalian dari pengakuan dustamu. Karena semua itu tidak akan pernah tiba dengan hanya berangan-angan, berkhayal, bersunyi-sunyi, berdusta, nifaq dan berbuat-buat sok mencintai.
Bertobatlah dan tetaplah dalam taubatmu. Bukan taubat itu masalahnya, tetapi tujuannya adalah ketetapan hati anda pada Allah. Bukan menanam itu masalahnya, tetapi masalahnya adalah tertancapnya tanaman, subur dan berbuah.
Dan Syeikh ra. berkata:
Karena itu tetaplah dalam keselarasan dengan Allah Azza wa-Jalla, baik dalam suka maupun duka, miskin dan kaya, musim hujan atau kemarau, sakit maupun sehat, baik dan buruk, meraih keinginan atau terhalang. Tak ada obat kecuali pasrah diri pada Allah ‘Azza wa-Jalla. Bila Allah telah menentukan, jangan takut dengan ketentuanNya, jangan menentang, jangan pula mengadu kepada selain Allah. Karena sikap anda bisa menambah bencana. Namun hendaknya anda tenang, diam dan berselubung, dan tetap di sisiNya. Pandanglah apa yang anda amalkan, dan disana anda bergembira atas perubahan dan pergantiannya. Bila anda bisa demikian, anda bersama Allah di sana, apalagi bisa merubah ketakutan menjadi kemesraan, dan penyatuan menjadi kegembiraan bersamaNya.
“Ya Allah jadikan kami di sisiMu dan bersamaMu.” “Ya Allah berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan lindungi kami dari siksa api neraka.”